ARTIKEL BERITA

|

Baju made In jorongan



Industri tekstil kita memang bermuka dua. Di satu muka katanya ekspor tekstil dan pakaian jadi meningkat, dilain sisi pasar dalam negeri dibanjiri tekstil dan pakaian dari Cina. Tidak ketinggalan juga pakaian bekas dari negara-negara tetangga, bak tsunami membanjiri pasar tradisional dan trotoar jalan. Ekspor yang terus meningkat dinikmati oleh industri besar. Pasar dalam negeri yang makin mengecil membuat industri kecil tekstil dan pakaian jadi kelimpungan. Tempat penjualan merekapun dipasar-pasar grosir dan eceran tradisional mulai digeser dan digusur dengan alasan peremajaan dan modernisasi.


Walaupun tekstil dan pakaian jadi untuk golongan rendah cukup murah, tapi karena penghasilan yang berkurang dan pengangguran yang terus bertambah, tetap masih tidak terjangkau, Keadaan perekonomian yang demikian juga dimanfaatkan oleh para entrepreneur kecil, atau wirausaha kecil untuk mengembangkan bisnis pakaian jadi.

dan mereka tidak mampu membelinya. Pakaian jadi lokal dari Jorongan ini sebagai alternatif pilihan untuk dibeli.

Sebut saja Mas Bejo namanya, asal Desa Jorongan , sudah empat tahun ini menekuni bisnis pakaian jadi. Sejak krisis ekonomi tahun 1998, Mas Bejo sudah tidak mempunyai pekerjaan tetap, tapi lumayan masih bisa membiayai kehidupan keluarganya dari pekerjaan serabutan. Ia mulai usahanya dirumah ukuran 14 X 14 meter dengan bermodal mesin jahit bekas, berlokasi di daerah pemukiman padat penduduk. Mas Bedjo masih harus merogoh keoceknya sebesar 3 juta rupiah untuk membeli berbagai peralatan untuk pekerjaan mekanik maupun listrik.

Pada awalnya pekerjaan cukup banyak, tetapi sekarang agak berkurang, sehingga ia mulai membeli di produksi baju khusu pria dengan warna kota-kotak dihargai Rp. 40.000,- - Rp. 50.000
baju dijual secara eceran maupun partai, model pemasaran dipasok kepasar-pasar local di Kabupaten Probolinggo

Tapi sekarang ini lebih mudah menjual melalui salesman yang menjual dari pintu ke pintu.

Usaha baju Mas Bedjo menghasilkan pendapatan kotor antara 2 sampai 2,5 juta rupiah setiap bulan, sehingga penghasilan bersihnya bisa mencapai 1 juta rupiah. Usaha semacam ini banyak kita temui disekitar Probolinggo . Sudah saatnya bagi Pemerintah memikirkan Mas Bejo-Mas Bejo ini agar dapat meningkatkan produktivitasnya.

Posted by Bromo Telecenter on 00.33. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Baju made In jorongan"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added