ARTIKEL BERITA

|

Pabrik Rokok Rumah


Mengintip Pabrik Rokok Rumahan

Di tengah dominasi pasar atas rokok-rokok bermerek dari pabrik rokok besar, ternyata produk rokok rumahan masih bisa bertahan. Lihat saja rokok ” Anugrah Ilahi”rokok lintingan asli Probolinggo yang tidak kehilangan penggemar yang membuat pabriknya terus mengebul.

Pabrik Rokok rumahan yang dikelola Abdul Halil, merupakan satu dari sekian banyak produsen rokok pabrikan rumah tangga yang ada di Paiton Probolinggo
"Saya memulai usaha ini sejak tahun 1971," ujar pemilik “Anugrah Ilahi “Abdul Halil di pabriknya, Desa Sidodadi Kecamatan Paiton

Jawa Timur
Lokasi pabrik terletak di Desa Sidodadi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sekilas, lokasi pabrik tidak seperti layaknya pabrik-pabrik rokok yang menggunakan teknologi mesin-mesin canggih.



Mesin yang dimiliki sederhana karena jenis produksi PR “Anugrah Ilahi” ini termasuk dalam kategori Sigaret Kretek Tangan (SKT). Jadi seluruhnya diproduksi dengan tangan, mulai dari pelintingan hingga pengepakan.

Luas pabriknya pun masing-masing tidak lebih dari 60 meter persegi, memiliki dua ruangan produksi Abdul Halil mengatakan, rokok diproduksi sebanyak 75 bal per bulan. Satu bal kira-kira berisi 200 bungkus rokok. Jadi total produksinyasekitar 10.000 ribu bungkus per bulannya.

"Jumlah pegawai pabrik ada 50 orang. Mereka kerja secara bergantian," ujar Abdul halil Jadwal produksi pelintingan hingga pengepakan hanya dilakukan selama 10 hari dalam 1 bulan. Sisanya untuk pra produksi dan proses distribusi.
"Setiap 10 bungkus kami dapat Rp 500. Rata-rata satu hari kami

dapat Rp 10 ribu," ujar salah seorang pegawai pabrik.
Harga jual dua merek tersebut sebesar Rp 1.750 per bungkus, sudah termasuk cukai rokok. Menurut Abdul Halil, harga jual di tingkat distributor atau di pasar sekitar Rp 2 ribuan per bungkusnya. Jadi omzet sebulannya kira-kira Rp 26,25 juta.
"Keuntungan (laba) tidak begitu besar ya. Kira-kira Rp 100 ribu per hari.

Paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Hallil
Meski untung tidak seberapa, rupanya industri rumah tangga ini masih bisa bertahan ditengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini. "Alhamdulillah, sejauh ini kami masih bisa produksi," ujar Halil.Dengan volume produksi yang tidak begitu besar, namun dua merek ala Abdul halil ini bisa diekspor ke kota lain.

"Distribusi merek kami terutama di Situbondo dan Lumajang,"
Di sisi lain, keberadaan Pabrik Roko juga memberikan pemberdayaan ekonomi pada masyarakat sekitarnya. Sebab selain memiliki pabrik, Halil juga memiliki lahan perkebunan tembakaunya sendiri.

"Total luas lahan perkebunan tembakau untuk produksi kami sekitar 30 hektar. Dari jumlah tersebut, hanya 3 hektar yang milik saya sendiri, sisanya disewa," papar Halil
Masyarakat sekitar pun menilai keberadaan pabrik rokok adalah

suatu bentuk mutualisme ekonomi, terutama dalam memberi mata pencaharian alternatif.
Mayoritas mata pencaharian penduduk sekitar pabrik adalah di sektor pertanian dan perkebunan. Nah, hampir semua pekerja proses pelintingan hingga pengepakan di pabrik pak Halil adalah ibu-ibu rumah tangga.

"Dengan adanya pabrik ini, waktu luang kami bisa dimanfaatkan untuk mendapat pemasukan tambahan," ujar salah seorang pegawai pabrik.
Secara pribadi, Halil adalah seorang pengusaha yang patut dicontoh. Ia sama sekali tidak tergoda menggunakan pita cukai palsu.


Posted by Bromo Telecenter on 00.02. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Pabrik Rokok Rumah"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added