ARTIKEL BERITA

|

KALIGRAFI


ITEMUI di rumahnya Di Kecamatan Tongas, Miftahul Huda, 42, tengah sibuk berbincang dengan salah seorang sales kaligrafi. Sesekali dia juga sibuk melayani dering telepon seluler dan telepon rumah miliknya yang dijadikan kantor.

Maklum, relasi bisnisnya cukup luas dari berbagai daerah. Di tengah kesibukannya mengelola usaha, Huda-intim disapa- tetap ramah menerima tamu-termasuk wartawan ini yang hendak mewawancarainya.

Penampilannya sederhana. Berkat kerja kerasnya, kini usaha Huda makin luas. Di bawah tangan dinginnya, usaha yang dikelolanya dalam delapan tahun terakhir telah merambah seluruh jawa timur Mulai Surabaya, Banyuwangi, sampai Madura. Ia sebelumnya. Miftahul Hudapun menceritakan awal mula merintis usahanya. Sebagai pengusaha yang berangkat dari nol, tentu banyak liku-liku dan tantangan yang harus dihadapi.
Menurut Huda, sebelumnya sebagai petani, ia mencoba cari penghasilan lain. Ia nyambi sebagai pelukis kaligrafi di rumah temannya jombang.

"Dari situlah, sedikit demi sedikit saya tertarik dengan usaha kaligrafi. Di tempat itulah, saya banyak belajar dan mengasah bakat atau keahlian menulis kaligrafi," ceritanya.

Tidak hanya itu. "Saya juga belajar cara memproduksi sekaligus belajar manajemen pemasaran sebagai marketing," ujar bapak dua anak
Proses belajar dan membantu temannya berlangsung kurang lebih selama dua tahun. Selama itu pula, dia mampu mengembangkan

pemasaran kaligrafi temannya di sepanjang jalur pantura Jawa. Yakni mulai gresik, jombang, Surabaya, hingga Jakarta.
Bahkan wilayah Jogjakarta pun dirambah. Yang menarik, meski sibuk mencari pelanggan, dia juga masih menyempatkan diri menjadi petani
"Saya tetap mencari upah sendiri untuk keluarga. Setiap hari harus ada masukan pendapatan, meski kecil," katanya. Apa yang dilakukan Huda patut diacungi jempol.

Sebab dialah yang merintis pemasaran penjualan kaligrafitemannya itu ke berbagai daerah.

Waktu itu, kata dia, belum banyak pesaing sehingga tantangan usaha tak seberat sekarang. Saat ia masih membantu temannyaTenaga kerja yang dimiliki baru 4 orang. Pemasarannya pun masih terbatas.

Di wilayah Probolinggo, dia memasarkan kaligrafi di kawasan wisata dan rumah kerumah. Dalam perjalanan selanjutnya, usahanya berkembang pesat.
"Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga bagi saya dalam memasarkan barang kaligrafi. Karena itulah, yang saya pikir waktu itu adalah bagaimana tetap memajukan usaha ke depan dan tidak mau memikirkan kerugian ," tuturnya.
Dalam perkembangannya, Huda banting stir lagi. Dia mulai menekuni kembali usaha kaligrafi secara mandiri dan tak terkait

dengan usaha temannya
"Keluarga saya mendorong agar tetap menekuni usaha yang dulu lagi. Untuk mendirikan usaha itu saya dipinjami uang dengan jumlah total Rp 10 juta. Uang itu saya kumpulkan dari 10 saudara saya. Setiap orang membantu meminjami dana sebesar Rp 1 jutaan untuk modal," katanya.

Ia kembali merintis usahanya. Kali ini Huda dibantu 10 tenaga kerja dengan hasil produksi sekitar 200 kaligrafi per hari. Para pelanggan setia yang pernah bekerjasama dengannya juga kembali melakukan pemesanan.

Bahkan saat ini tenaga kerjanya bertambah menjadi 20 orang. Tak hanya itu. Untuk memperluas pemasaran, Hadi memiliki 200 jaringan sales yang bertugas menjual kaligrafinya. Masing-masing sales dibantu 20 tenaga untuk memasarkan door to door ke setiap rumah warga.

Dengan tenaga kerja yang ada, saat ini setiap hari dia mampu memproduksi sebanyak 1.250 kaligrafi. Penjualan di wilayah Jawa timur
Sedangkan barang yang dikirim ke luar Jawa menggunakan truk melalui pelabuhan. Dari penjualan itu, omzet per Minggu kini bisa mencapai antara Rp 9 juta hingga Rp 10 juta. Artinya, dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 40 juta.

"Awal usaha pendapatan hanya mencapai antara Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per Minggu. Tapi sekarang Alhamdulillah terus meningkat," ucapnya merendah. Menurut Dullah sebelum diproduksi menjadi kaligrafi, dia lebih dulu membuat figura. Figura yang terbuat dari kayu pinus tersebut ia produksi di Mojokerto, JawaTimur.

Setelah itu, figura diproses menjadi bingkai kaligrafi Dikatakan, pekerjaan yang dikelolanya dilakukan siang dan malam secara bergantian. Menurutnya, karena sudah menekuni usaha kaligrafi dan figura itulah dia tak lagi menjadi petani Dalam berusaha itu, ia berprinsip selalu konsisten melayani konsumen tepat waktu, jujur, pasti dan bertanggungjawab.

"Apalagi yang saya jual adalah kaligrafi dari ayat-ayat Alquran. Jadi segala sesuatunya saya selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga bahwa apa yang saya lakukan dalam mengembangkan usaha sesuai dengan nilai-nilai Alquran itu. Karena itu, nilai keikhlasan selalu saya ke depankan dalam setiap melangkah. Meski kadang-kadang saya ditipu orang. Tapi, silahkan .... saya tetap maju berkembang."



Posted by Bromo Telecenter on 16.46. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "KALIGRAFI"

Leave a reply

Blog Archive

Recently Commented

Recently Added