bapak-bapak/ibu-ibu bensin turun horee....
Di sektor energi, harga BBM dan tarif listrik industri turun signifikan. Di sektor jasa dan sembako, pemerintah mengoreksi tarif angkutan dan meluncurkan minyak goreng murah.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sendiri yang mengumumkan kebijakan itu didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri. Pengumuman tersebut juga direkam Fox Indonesia, lembaga konsultan politik pimpinan Zulkarnain Mallarangeng yang dikontrak SBY.
Menurut SBY, harga bensin turun dari Rp 5.000 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Harga solar juga diturunkan dari Rp 4.800 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tidak ada perubahan, tetap Rp 2.500 per liter. Tarif baru ini berlaku mulai 15 Januari 2009, pukul 00.00.
''Kalau dihitung sejak 1 Desember, terjadi penurunan 25 persen untuk premium dan 18,2 persen untuk solar,'' kata SBY. Selama pemerintahan SBY-JK telah terjadi tiga kali penurunan harga BBM. Pada 1 Desember 2008, bensin diturunkan dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.500. Solar tidak ikut turun saat itu. Pada 15 Desember 2008, bensin kembali turun menjadi Rp 5.000 dan solar turun dari Rp 5.500 menjadi Rp 4.800.
Tapi, sebelum penurunan harga BBM itu, pemerintahan SBY-JK juga pernah tiga kali menaikkan harga BBM. Saat SBY pertama menjabat, pada 2004, harga bensin masih Rp 1.800 per liter. Pada Maret 2005, harga bensin dinaikkan menjadi Rp 2.400 per liter. Pada tahun yang sama, tujuh bulan berikutnya, Oktober, bensin dinaikkan lagi menjadi Rp 4.500 per liter. Dan pada Mei 2008, saat harga minyak dunia di atas USD 100 per barel, SBY menaikkan bensin menjadi Rp 6.000 per liter.
Penurunan harga BBM, sambung SBY, merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan stabilisasi harga-harga kebutuhan pokok. Dampak selanjutnya, kinerja perekonomian bisa terangkat. ''Penurunan harga BBM diharapkan memicu penurunan harga-harga barang dan jasa lainnya,'' harap SBY.
Dengan turunnya harga BBM, pemerintah juga menetapkan penurunan tarif angkutan umum hingga 10 persen untuk antarkota antarprovinsi. Penurunan tarif angkutan tersebut akan diumumkan Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal dan berlaku mulai 15 Januari.
Untuk mengantisipasi kelangkaan BBM menjelang pemberlakuan harga baru BBM, Pertamina telah membuat kebijakan khusus agar SPBU tidak menunda pembelian stok. Mulai pukul 00.00 dini hari tadi (13/1), SPBU telah membeli stok bensin dan solar dengan harga baru. ''Meski penurunan harga BBM baru berlaku 15 Januari, harga baru SPBU sudah berlaku sejak nanti malam (dini hari tadi),'' kata Sri Mulyani.
Ani -sapaan karibnya- mengakui, harga premium saat ini sudah tidak disubsidi. Namun, harga BBM dalam negeri tetap diatur pemerintah. Dengan begitu, jika ada perbedaan dengan harga pasar, itu adalah hal wajar yang ditujukan untuk stabilitas. ''Untuk harga, pemerintah menjaga stabilitas dan kontinuitas,'' katanya.
Dia mengungkapkan, anggaran subsidi Rp 54 triliun dalam APBN 2009 tidak akan habis dipakai. Itu disebabkan asumsi harga minyak mentah sudah jauh berbeda dengan realisasi. Dalam APBN 2009, harga minyak diasumsikan USD 80 per barel, sedangkan realisasinya kini rata-rata USD 42 per barel. ''Anggaran subsidi harus dikurangi karena penerimaan juga berkurang. Dari sisi APBN, tentu harga minyak internasional sedapat mungkin memberi dampak netral di APBN,'' jelas Ani.
Tekan Inflasi
Ani menambahkan, turunnya harga minyak telah menekan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik PLN. Menurut dia, BPP saat harga minyak di level tinggi mencapai Rp 1.317 per kilowatt hour (Kwh). ''Dengan BPP itu, semua pelanggan masih mendapat subsidi,'' ujarnya. Namun, turunnya harga minyak yang menjadi salah satu komponen bahan bakar pembangkit listrik PLN membuat BPP turun ke Rp 1.023 per Kwh. ''Dengan BPP ini, tarif pelanggan industri bisa turun,'' ujarnya.
Dengan penurunan tersebut, industri bisa menghemat biaya listrik hingga delapan persen. Bahkan, untuk industri padat energi seperti industri tekstil, serat sintetis, baja, semen, serta kimia, penghematannya bisa 12-15 persen. ''Dengan demikian, biaya produksi bisa turun dan harga produk pun diharapkan ikut turun,'' jelas Ani.
SBY juga berharap, penurunan TDL membuat harga barang dan jasa yang dihasilkan industri tertentu akan turun. Dia mencontohkan harga daging sapi yang tahun ini mencapai Rp 63 ribu per kilogram diharapkan bisa turun 10 persen mendekati Rp 50 ribu per kilogram. Begitu pula dengan harga minyak goreng yang pernah mencapai Rp 10 ribu per liter bisa turun menjadi Rp 7 ribu per liter.
Khusus minyak goreng, akhir bulan ini pemerintah akan meluncurkan minyak goreng kemasan khusus yang diberi nama MinyaKita dengan harga lebih murah Rp 1.000 dari harga minyak goreng biasa. Program MinyaKita itu dibarengkan dengan program beras murah yang disalurkan untuk 18,2 juta penduduk miskin.
Pabrik minyak goreng swasta diminta memproduksi juga minyak goreng kemasan khusus untuk kalangan yang berpenghasilan rendah.(tom/sof/owi/oki)